Pemantauan Hutan Rawa Gambut di kawasan Berbak- Sembilang.

Ringkasan

Kawasan dataran rendah dan pesisir pantai timur provinsi Jambi dan Sumatera Selatan sebagian besar merupakan kawasan lahan bergambut, yang pada umumnya terdiri dari rawa air tawar dan rawa gambut di belakang hutan mangrove pesisir. Di Sumatera Selatan, sebagian besar hutan rawa gambut telah banyak menjadi kawasan pembangunan, dan dikonversi menjadi lahan pertanian, ladang dan perkebunan. Hutan rawa gambut yang tersisa di ke dua provinsi ini lebih banyak terdapat di Jambi, yang sebagian termasuk dalam kawasan Taman Nasional Berbak. Hutan rawa gambut ini ke arah selatan meluas di dalam dan sebagian besar berada di sekitar Calon Taman Nasional Sembilang. Keberadaan hutan rawa gambut di kawasan Berbak Sembilang berfungsi sebagai habitat dan koridor sejumlah hidupan liar yang dilindungi, berperan dalam fungsi hidrologi, disamping sebagai penyimpan karbon di alam.
 
Lahan gambut dikedua provinsi ini pada umumnya bersifat kritis dan rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan, penebangan hutan, serta konversi menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Ancaman terhadap kelestarian hutan rawa gambut tersebut merupakan ancaman bagi kedua kawasan konservasi: TNB dan Calon TNS, yang memerlukan upaya pemantauan dalam pengelolaannya. Melalui kegiatan Proyek Konservasi Berbak-Sembilang, pemantauan terhadap kawasan hutan rawa gambut dilakukan di tingkat indikator bentang alam, sementara tingkat indikator lain yang penting dilakukan adalah tingkat indikator: ekosistem/komunitas, populasi/spesies, sosial ekonomi, partisipasi masyarakat, hukum dan peraturan, serta kapasitas dan efektifitas pengelolaan. Pemantauan kawasan Berbak-Sembilang perlu didasarkan pada rencana pemantauan yang realistis dan diikuti dengan penguatan partisipasi, serta diseminasi informasi. Hasil pemantauan kawasan hutan rawa gambut Berbak-Sembilang merekomendasikan perlu segeranya upaya konservasi kawasan gambut, meniadakan kegiatan penebangan hutan, mengkampanyekan nilai alternatif hutan rawa gambut dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan rawa gambut.

Click HERE to download the document (626.12 KB)