Home | Sitemap | Login

   

Scientific Articles/Reports, Newsletters and Press Releases

Title: Pengelolaan Lahan Gambut Secara Ekologis untuk Kesejahteraan Masyarakat
Date: 01-Apr-2005
Category: Indonesia-Proceedings
Source/Author: Budi Mulyanto
Description: Makalah

Lahan gambut merupakan deposit karbon, seperti halnya minyak bumi dan batubara. Jika dipelajari proses evolusi pembentukannya, deposit batubara senantiasa dimulai dari proses pembentukan gambut (peat) terlebih dahulu, kemudian deposit gambut mengalami deposisi bahan baru diatas gambut dan gambut selanjutnya mengalami kompresi membentuk batubara muda (lignite) dan kompresi lanjut dari batuhara muda ini akan membentuk batubara (ant rachite). Oleh karena itu isu-isu tentang karbon, baik yang berkaitan dengan deposit karbon (carbon stock), pelepasan karbon (carbcn re/ease), rosot karbon
(carbon sink) dan bahkan sampai ke isu tentang perdagangan karbon (carbon trade ) terkait juga dengan pengelolaan lahan gambut. 

Hubungan antara isu-isu tentang karbon dengan pengelolaan gambut di Indonesia menjadi semakin penting, karena sekitar setengah dari lahan gambut di daerah tropika berada di Indonesia. Menurut Bellamy (1997) di Dunia terdapat kurang lebih 400 juta hektar lahan gambut, 90 persen di antaranya berada di daerah temperate dan 10 persen sisanya berada di daerah tropika. Sementara itu, menurut Rajaguguk (1997) luas lahan gambut di Indonesia sekitar 20 juta hektar. Lahangambut ini berada dalam lahan rawa Indonesia yang lebih kurang 33 juta hektar (Widjaja-Adhi, 2000). Lahan gambut ini tersebar di Sumatra (41,4%), Kalimantan (22,8%), Papua (23%), Sulawesi (1,6%) dan Halmahera-Seram (0,5%). Sementara itu, secara tradisional lahan gambut telah lama menjadi tumpuan hidup manusia, karena lahan gambut memberi hasil yang berupa berbagai jenis ikan, hasil hutan, baik berupa kayu, maupun non kayu, termasuk obat -obatan. Sehubungan dengan kecenderungan penggunaan lahan gambut yang semakin meningkat, maka lahan gambut perlu dikelola agar senantiasa memberi kesejahteraan bagi masyarakat lokal maupun masyarakat global. Namun mengelola lahan gambut tidaklah sama dengan mengelola lahan kering. 

Lahan gambut, yang merupakan lahan basah, memiliki sifat dan cirri ekologis yang sangat berbeda dengan lahan kering. Oleh karena itu pengelolaan lahan gambut harus mempertimbangkan sifat dan ciri ekologi lahan gambut itu sendiri. Sehubungan dengan latar belakang di atas, tulisan ini bertujuan untuk menyampaikan pemikiran tentang pengelolaan lahan gambut secara ekologis untuk kesejahteraan masyarakat.

 

Content Language Indonesian

Click HERE to download the document (579.95 KB)

 

 



[ Back ] [ Print Friendly ]