Home | Sitemap | Login

   

Scientific Articles/Reports, Newsletters and Press Releases

Title: Isu-isu Sosial yang akan Berhubungan dengan Implementasi CDM
Date: 04-Jan-2005
Category: Indonesia-Proceedings
Description: Makalah

 Kisah-kisah Penaklukan dan Kepahlawanan : Antara Hutan dan Peradaban

Citra tentang hutan dan masyarakat yang hidup di sekitarnya telah sejak lama dibentuk oleh imajinasi tentang tentang "petualangan", "penaklukan" dan "penguasaan" wilayah yang "liar", "indah", sekaligus "berbahaya", oleh para petualang, ksatria, atau pahlawan yang datang dari wilayah yang "berbudaya dan "beradab". Salah satu pusat peradaban Jawa di masa lampau, Majapahit (abad XIV), seperti yang tertulis dalam Negarakertagama (1365), terdapat pada jajaran tempat terbuka yang selalu dikelilinigi hutan rimba; raja dan pembantu-pembantunya berusaha secara sistematis mengontrol dan menguasai wilayah -wilayah yang terpencil dan belum terjamah, karena dianggap berbahaya dan penuh dengan ancaman maut dan
roh-roh jahat (Lombard, 1983;260). 

Cerita yang hampir serupa muncul dalam kakawin Sutasoma (Abad XIV), menggambarkan putra Sutasoma (Inkarnasi Budha) sebagai "pahlawan budaya", karena putra mahkota ini memutuska untuk meninggalkan peradaban yang berupa tempat terbuka yang dikuasai ayahnya, lalu masuk kedalam rimba dan mengalahkan semua kekuatan jahat yang tersembunyai disitu. Diakhir cerita Sutasoma berhasil "membudayakan" roh-roh halus penguasa rimba yang kemudian menyesali kejahatan- kejahatan mereka, dan ia kembali sebagai pemenang untuk memerintah negerinya.
 
Namun demikian, dalam Negarakertagama juga digambarkan bahwa hutan adalah tempat bertapa dan bermukimnya para resi yang penuh ketentraman, kedamaian dan kebijaksanaan. Seperti halnya tergambar dalam cerita-cerita wayang, hutan adalah tempat para butha (raksasa), namun juga tempat para pertapa yang sering dikunjungi oleh para ksatria untuk menimba kebijaksanaan dan pengetahuan. Pada titik ini hutan adalah tempat yang ambigu. Disatu sisi adalah tempat yang dianggap masih liar, primitif, dan berbahaya hingga harus ditaklukkan menjadi kawasan yang sudah "diolah", "ditanami", dan
"dijinakkan". 

 

Content Language Indonesian


Click HERE to download the document (333.88 KB)



[ Back ] [ Print Friendly ]